DEMAK I Penanaman mangrove oleh Polres Demak bukan sekadar gerakan penghijauan, tetapi juga upaya menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat melalui pendekatan ekologis.
Hal ini disampaikan langsung oleh Kapolres Demak, AKBP Ari Cahya Nugraha saat memimpin penanaman mangrove di pantai glagah wangi, Senin (12/5/2024).
“Lingkungan yang rusak bisa menimbulkan konflik sosial. Ketika abrasi merusak rumah warga, saat itulah ketenteraman terganggu.
Maka, penanaman mangrove ini adalah bentuk pencegahan konflik dari hulunya,” terang AKBP Ari Cahya Nugraha dihadapan korantv10.com
Dalam penanaman 1.500 pohon mangrove ini dilakukan bersama forkopimcam karangtengah, mahasiswa Undip, dan warga Desa Tambakbulusan.
Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan semangat gotong royong, menggambarkan kolaborasi nyata antar instansi dan masyarakat.
“Ini adalah investasi masa depan. Mencegah lebih murah dan lebih baik dari pada menangani dampak abrasi atau rob yang bisa melumpuhkan ekonomi lokal,” lanjut Kapolres Demak
Habibullah, Kepala Desa Tambakbulusan mengamini hal tersebut. Ia mengungkapkan bahwa banjir rob sudah menjadi momok tahunan yang merugikan warganya, terutama para petani tambak.
“Dengan adanya tanaman mangrove, kami lebih tenang. Tidak hanya secara fisik menahan ombak, tapi juga memberi harapan baru,” kata Kepala Desa Tambakbulusan.
Kapolres Demak menekankan pentingnya keberlanjutan aksi ini. Ia mendorong semua pihak, termasuk dunia pendidikan, untuk menjadikan penanaman mangrove sebagai kurikulum aksi nyata pelestarian lingkungan.
Polres Demak sendiri berencana menggelar edukasi lingkungan secara rutin di sekolah -sekolah sebagai bagian dari pembinaan masyarakat”, jelas AKBP Ari Cahya Nugraha.(@Gus Kliwir)