PATI I Ketua SMSI Keresidenan Pati, Agus Kliwir, mendorong aparat penegak hukum menindak tegas oknum-oknum berkedok wartawan yang melakukan pemerasan dan intimidasi terhadap masyarakat maupun pejabat publik.
Menurutnya, ruang gerak para oknum semakin meresahkan seiring kemudahan akses membuat website berita tanpa proses verifikasi yang benar.
Motif utamanya bukan menjalankan profesi jurnalistik, tetapi memanfaatkan atribut pers untuk menekan pihak tertentu demi keuntungan pribadi.
“Ini sudah bukan delik pers, ini kriminal murni. Tidak ada toleransi bagi siapa pun yang merusak nama baik wartawan,” tegas Agus kliwir saat diwawancarai.
Ia menjelaskan, tugas aparat keamanan dalam hal ini sangat penting. Jika oknum tidak ditindak, masyarakat akan semakin tidak percaya kepada wartawan sungguhan.
Bahkan dapat merusak hubungan pers dengan lembaga pemerintahan.
“Ada yang datang ke kantor desa, minta uang? Itu bukan wartawan. Media resmi bekerja sesuai UU Pers. Jika ada pelanggaran, biarkan aparat bertindak,” ujarnya.
SMSI terus berkoordinasi dengan pihak keamanan untuk mengidentifikasi media ilegal yang masih beroperasi tanpa legalitas.
Pendataan ulang juga akan dilakukan, agar hanya media yang memenuhi syarat Dewan Pers yang diakui keberadaannya.
Agus kliwir menyebut, wartawan profesional harus mengedepankan konfirmasi berimbang, mengutamakan kebenaran, dan tidak menggunakan profesi sebagai alat tekanan.
Ia menambahkan, bahwa perusahaan pers wajib memberikan perlindungan hukum bagi wartawannya.
“Jika ditemukan media yang tidak bisa menunjukkan badan hukum, jangan dilayani. Wartawan yang benar pasti punya ID resmi dan siap diverifikasi kapan saja,” katanya.
SMSI juga mendukung pendekatan pembinaan bagi media yang ingin memperbaiki legalitas, namun belum memahami ketentuan perundangan.
Namun bagi mereka yang secara sengaja menolak diverifikasi, langkah hukum harus tetap berjalan.
“Kita tidak anti media baru. Kita justru ingin lebih banyak media profesional tumbuh di daerah.
Tetapi jangan sampai yang tumbuh justru media pemeras dan menakuti,” tegasnya.
Agus kliwir berharap peran serta masyarakat dalam membedakan wartawan profesional dan oknum abal-abal.
Edukasi publik pun menjadi bagian penting dalam menjaga martabat pers”, pungkasnya.(red)

















