PATI – Rencananya akan mengakhiri jabatannya sebagai Bupati Pati pada 22 Agustus 2022 mendatang.” Haryanto menyebut, pada tahun pertama dan kedua ia menjabat sebagai bupati, pihaknya pernah mendapat penawaran utang dari Kementerian Keuangan dan Bank Jateng yang diperuntukkan pembangunan infrastruktur.
Saya cukup berbangga, saat nanti purnatugas, saya tidak meninggalkan utang daerah. ” hal Ini harus dicatat. Setelah paparan, saya hitung-hitung, daripada infrastruktur bagus tapi jadi beban yang melibatkan semua unsur, akhirnya saya tidak ambil (penawaran utang itu). Saya termasuk orang yang takut berurusan dengan utang,” ungkap Haryanto ke Awak Media, Selasa (29/03/22).
“Masih lanjut, Bupati Pati justru lebih fokus untuk membenahi BUMD yang ada dan memberi contoh untuk BPR BKK Pati yang sebelumnya selalu merugi selama belasan tahun, setelah pihaknya melakukan pembenahan akhirnya kondisi berangsur membaik. BPR BKK Pati berhasil mencatatkan laba pada 2018 serta bisa membagikan dividen.
Untuk perusahaan milik daerah insya Allah di berikan dividen semua. Sekalipun sebelumnya susah payah dan PDAM Tirta Bening,Bupati menambahkan bahwa dulu terpuruk. Lalu diambil alih Pemkab pada 2016 (sebelumnya dikelola pihak ketiga-red).”Akhirnya sekarang Perumda Air Minum Tirta Bening sudah memberikan dividen. Tiap tahun tak kurang dari Rp 2-3 miliar,”kata Bupati Pati.
Selain itu, Haryanto Menambahkan untuk Kuncinya, jangan sampai perusahaan daerah dipakai untuk sapi perahan kepala daerah dan Saya tidak pernah berlaku semacam itu.
Boleh dicek, diaudit. Ini clear, tidak ada masalah. “Tidak ada utang, BUMD sehat semua serta kita patut bersyukur di akhir masa tugas bisa tinggalkan yang terbaik untuk di daerah ,”Jelas Haryanto.(@Gus)